Syarat Tumbuh
Timun dapat hidup pada lahan berketinggian sekitar 200 – 800 m
dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di tanam pada lahan yang berada
pada ketinggian 400 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah
tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6 – 7.
Berikut adalah cara budidaya timun/ ketimun / mentimun tersebut :
Persiapan Lahan
Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul buat guludan dengan
tinggi 50 cm, lebar 120 cm, jarak antar guludan 40 cm. Pemakaian mulsa plastik
disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan 4 - 7
hari sebelum tanam, yaitu SP - 36 20 g/tan. Dan ZK plus 10 g/ tanaman.
Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows
60 x 40 cm, lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
2. Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang
tanam.
3. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim
kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.
4. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan
tanaman seragam.
Pemeliharaan
1. Pengairan. Usahakan tanah dalam kondisi lembab,
lahan yang kekeringan menyebabkan tanaman stres dan buah pahit, pengairan
dilakukan 1 x seminggu.
2. Perambatan. Pemasangan lanjaran atau lurus
diupayakan saat tanaman berumur 2 minggu, selanjutnya disiapkan tali rapia 2
tingkat dengan jarak 30 cm.
3. Penyiangan. Dilakukan untuk menghilangkan gulma.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng -
oteng (Epilachna sp.), Ulat, trips dan aphids. Apabila terdapat serangan
semprot tanaman dengan insektisida. Pada musim hujan sering terjadi serangan
kresek (Downy Mildew), antraknosa dan batang berlendir (Gummy Stem Blight).
Pada musim kemarau sering terdapat serangan virus ZYMV. Pengendalian aphids
bisa mengurangi penyebaran virus.
Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak.
Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda
serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis
(eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida).
Perlakuan terbaik adalah dengan jalan pencegahan (preventif). HAMA THRIPS Nimfa
dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut
dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan
pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu
sendiri. Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan
mengering. Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu
membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman. Cara lainnya adalah
dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke sarangnya atau dilakukan
penyemprotan insektisida pada tanaman. JANGKRIK Jangkrik dari ordo Ortoptera
menyerang tanaman timun gherkin muda di lapang. Jangkrik ini memotong batang
tanaman kemudian potongannya ditinggalkan di tempat atau dibawa ke sarangnya.
Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips. PENYAKIT DOWNY MILDEW
Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali
dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning.
Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau
cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang
pada tulan daun. Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada
bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan
penyemprotan fungisida seperti Benlate atau Dithane-45. POWDERY MILDEW Awal
serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih
pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas
merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku,
dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada
penyakit Downy mildew.
Panen
Panen dapat dilakukan pada umur 32 - 35 Hari setelah semai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar